Makassar - Sulawesi Selatan diguyur hujan lebat dan angin kencang di beberapa titik. Tidak hanya di daratan, masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil juga terkena dampak dan menjadi kelompok paling rentan. Utamanya yang dialami oleh masyarakat di Pulau Kodingareng.
Sejak kemarin sampai saat ini, beberapa rumah terendam banjir hampir selutut orang dewasa. Saat ini, banyak masyarakat yang terpaksa mengungsi di rumah keluarga karena rumahnya terendam banjir.
Ibu Masita salah satu penduduk Kodingareng yang harus mengevakuasi dirinya beserta dua anaknya. Karena ombak langsung menghantam pintu belakang rumahnya dan menyebabkan air membanjiri rumahnya.
"Dua hari sebelumnya di belakang rumahku air sudah naik. Tambah lagi hujan dua hari belakangan ini banjir mi rumahku. Baru terjadi banjir begini, sebelumnya tidak pernah, tambahnya.
Selain Ibu Masita, salah satu tetangganya yang cemas melihat keadaan yakni Ibu Sakiah mengatakan bahwa dimana pemerintah ketika kami sedang tertimpa musibah.
"Sekarang, Pulau Kodingareng terendam banjir. Kemana pemerintah yang selama ini berjanji akan memperbaiki pulau kami", ujarnya.
Menanggapi persoalan ini, Nur Herliati Hidayah selaku Staf Pengorganisasian Rakyat WALHI SulSel juga angkat bicara. Menurutnya, banjir rob yang terjadi di Pulau Kodingareng dipicu oleh dua hal yakni gelombang yang tinggi dan hilangnya terumbu karang akibat aktivitas tambang pasir laut.
Baca juga:
Bom Militer Ditemukan Warga Di Sawah
|
"Sudah jelas bahwa terumbu karang itu akan mengurangi terjadinya banjir rob karena akan memecah ombak dan mengurangi gelombang air, tapi tahun lalu, tambang pasir laut telah merusak terumbu karang di perairan spermonde", tegasnya.
Staf Pengorganisasian Rakyat WALHI Sulawesi Selatan ini pun mendesak agar pemerintah Kota Makassar bertindak cepat untuk melindungi masyarakat di Pulau-Pulau Kecil.
"Pemerintah harus turun ke pulau melihat kondisi warganya dan memberikan solusi atas musibah banjir rob yang terjadi di Pulau Kodingareng", tutupnya.